Keindahan Pasar Terapung Muara Kuin Yang Masih Terjaga

Ninjutsu.eu.org-Salah satu tempat menarik yang wajib dikunjungi saat berwisata ke Banjarmasin adalah Pasar Terapung. Pasar yang merupakan refleksi budaya orang Banjar ini sudah berlangsung sejak dahulu; sejak 400 tahun yang lalu ketika perdagangan masih menggunakan sistem barter. Pasar ini juga merupakan gambaran pola hidup masyarakat yang tinggal di atas air. Sehingga bisa dikatakan kalau pasar terapung ini menjadi saksi perkembangan aktivitas perekonomian masyarakat Banjarmasin.

Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah salat Subuh sampai selepas pukul tujuh pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya.



Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk.

Pasar Terapung Muara Kuin


Pasar Terapung Muara [Sungai] Kuin atau Pasar Terapung Sungai Barito adalah pasar terapung tradisional yang berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin merupakan pusaka saujana Kota Banjarmasin.

Dinamakan pasar terapung karena semua aktivitas jual beli berlangsung di atas muara Sungai Kuin yang terletak di kecamatan Banjarmasin Utara, Kalimantan Selatan.

Lokasi


Lokasi pasar terapung ini cukup mudah dijangkau. Dengan menggunakan klotok, lokasi bisa dicapai dalam waktu sekitar 45 menit dari pusat kota Banjarmasin. Tapi jika ingin lebih cepat, pengunjung bisa mengunakan angkutan darat dari kota Banjarmasin menuju Desa Alalak. Kemudian dilanjutkan dengan menyewa klotok seharga Rp 70.000 (tergantung keahlian tawar menawar) ke pasar terapung yang jaraknya sudah sangat dekat dari desa ini. Sedangkan untuk menyaksikan aktivitas di pasar terapung sama sekali tidak dipungut biaya.

Bersantai melihat-lihat rumah terapung (Rumah Lanting), menikmati segarnya buah-buahan, menyeruput teh atau kopi sambil mencicipi penganan khas Banjarmasin saat dibuai gelombang sungai Barito tentu akan menjadi kenikmatan tersendiri bagi pengunjung
Kini pasar terapung Kuin dipastikan menyusul punah berganti dengan pasar darat. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Kuin harus menelan kekecewaan karena tidak menjumpai adanya geliat eksotisme pasar di atas air.

Pasar Apung Dimasa Kini


Kepunahan pasar tradisional di daerah "seribu sungai" ini dipicu oleh kemaruk budaya darat serta ditunjang dengan pembangunan daerah yang selalu berorientasi kedaratan. Jalur-jalur sungai dan kanal musnah tergantikan dengan kemudahan jalan darat. Masyarakat yang dulu banyak memiliki jukung, sekarang telah bangga memiliki sepeda motor atau mobil.